Proses pengumpulan informasi dasar tentang anggota dari sebuah organisasi atau perusahaan. Informasi ini bisa berupa nama, alamat, nomor telepon, tanggal lahir, dan informasi kontak lainnya. Tujuan dari input data anggota adalah untuk membuat database yang berisi informasi tentang anggota, yang akan mempermudah dalam melakukan manajemen anggota dan mempermudah komunikasi dengan anggota.
Sebagai contoh, saat seseorang ingin membuka rekening bank, bank akan meminta informasi dasar tentang pelanggan, seperti nama, alamat, dan nomor telepon, serta informasi tambahan seperti informasi tentang pekerjaan dan sumber pendapatan, untuk memastikan bahwa pelanggan tersebut adalah individu atau entitas yang sah.
Tujuan utama dari dilakukannya KYC (Know Your Customer) adalah untuk memastikan bahwa pelanggan atau klien yang melakukan transaksi dengan perusahaan atau organisasi tersebut adalah individu atau entitas yang sah dan memenuhi syarat. Tujuan lain dari KYC adalah untuk:
- Meminimalisir risiko kegiatan penipuan dan kegiatan illegal lainnya: Proses KYC membantu perusahaan atau organisasi untuk memastikan bahwa mereka tidak terlibat dalam kegiatan yang merugikan, seperti penipuan atau aktivitas yang melanggar hukum.
- Memenuhi peraturan dan regulasi: KYC membantu perusahaan atau organisasi untuk memenuhi peraturan dan regulasi yang berlaku di negara tempat mereka beroperasi, seperti peraturan anti-pencucian uang dan peraturan perlindungan data.
- Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas: Proses KYC membantu perusahaan atau organisasi untuk mengetahui identitas pelanggan atau klien secara pasti, sehingga mempermudah proses akuntabilitas dan transparansi.
- Meningkatkan kepercayaan pelanggan: Proses KYC yang transparan dan profesional membantu perusahaan atau organisasi untuk meningkatkan kepercayaan pelanggan atau klien, karena mereka merasa bahwa informasi mereka aman dan terlindungi.